Kamis, 05 Mei 2011

AGUS AHMADI

Hidup sukses berlimpah materi memang harapan semua orang, termasuk Agus Ahmadi (35). Setelah berjuang mengadu nasib menjadi TKI di Jepang, Agus akhirnya bisa meraih hidup sukses. Ia kini memiliki berbagai macam usaha dengan aset mencapai Rp 4 Milyar.
Kini, pria kelahiran Metro, Lampung, 24 Agustus 1975 ini memiliki usaha sendiri. Mulai dari kios seluler, warnet, penyewaan ruko, fried chicken, fiber glass, tungku api, dan kebun pohon jati.
Pada 1996, Agus pergi ke Jepang. Ia bekerja di pabrik ARS Shell selama dua tahun. Setelah kontrak kerja selesai pada 1998, Agus pulang ke kampung halamannya di Lampung Timur.
"Saat bekerja di Jepang saya ikut program magang Disnakertrans Lampung yang bekerjasama dengan IMM Jepang," ujar Agus mengenai masa lalunya.
Sepulang dari Jepang, suami dari Astuti ini idak langsung membuka usaha. Selama satu tahun lebih ia kembali bekerja di perusahaan Jepang yang ada di Indonesia yaitu Panasonic.
"Memang tidak lama bekerja setelah satu tahun saya putuskan untuk berhenti. Saya ingin mencoba usaha sendiri," kilah Agus.
Rintis Usaha
Setelah berhenti dari pekerjaannya, Agus merintis usaha di bidang elektronika. Namun, usaha itu tidak sesuai yang diharapkan. Setelah sempat beberapa tahun berjalan usaha elektronikanya mandek hingga akhirnya gulung tikar.
Pada 2003, bapak dua anak ini mencoba membuka usaha baru, yaitu kios handphone. Ia memberi nama kiosnya dengan Hafid Seluler, Agus menjual berbagai macam jenis handphone, asesoris, pulsa, dan jasa servis.
"Modal pertama usaha ini sebesar Rp 10 juta. Modal tersebut saya peroleh dari hasil bekerja di Jepang," jelas Agus.
Waktu terus berjalan, usaha seluler Agus pun terus menunjukkan kemajuan. Kini dari usahanya itu tiap bulannya Agus memperoleh omset sebesar Rp 30 juta. Memang cukup besar, omsetnya sebanding dengan kios handphone yang juga berukuran besar.
"Untuk menjalankan usaha ini, saya dibantu dengan 4 pegawai. Setiap bulannya saya menggaji mereka sebesar Rp 700 ribu, sedangkan untuk teknisi servisnya saya gaji Rp 5 juta," tutur Agus.
Dari keuntungan toko selulernya, Agus membuka usaha lain yaitu warnet. Usaha warnetnya masih berdekatan dengan toko selulernya. Ia mengaku keuntungan yang diperoleh dari usaha warnet mencapai Rp 6 juta perbulannya.
"Untuk warnet ini saya hanya dibantu oleh satu orang karyawan. Memang sedikit pegawinya karena hanya bertugas menjaga saja," tuturnya.
Di samping itu Agus juga memiliki usaha lain yaitu fried chicken. Diakui Agus, usaha ini didirikan dari keuntungan usaha-usaha sebelumnya. Dalam sebulan usaha fried chickennya, mampu memperoleh keuntungan Rp 5 juta.
"Saya berusaha terus membuat jaringan untuk usaha ini. Sekarang usaha fried chicken sudah lumayan omsetnya juga sudah bagus,” papar Agus yang mengaku mempekerjakan dua pegawai di usaha fried chicken.
Agus juga mempunya dua unit ruko masing-masing dua lantai. Ruko tersebut ia sewakan dengan biaya Rp 30 juta pertahunnya. Agus juga memproduksi pembuatan tungku api, sekarang tungku api produksi Agus sudah dipasarkan ke berbagai wilayah seperti Jakarta, Tangerang dan wilayah lainnya.
Selain itu, usaha terbaru yang Agus miliki adalah fiber glass. Usaha ini baru dirintisnya satu bulan dan belum memperoleh keuntungan.
"Modal awal untuk fiber glass ini sebesar Rp 25 juta. Saya membuat berbagai macam produk seperti bak penampungan air, tong sampah, perosotan bermain, dan lainnya," tuturnya.
Dari semua usaha-usaha yang ada, Agus mengaku jumlah total asetnya mencapai Rp 4 Milyar. "Saya sangat bersyukur bisa menjalankan semua usaha ini. Saya ingin TKI purna lainnya bisa mandiri dan sukses," tutur Ketua Air Shoot Gun Lampung Club ini.***HAPIPI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar